[ACFFEST 2023] HITLER MATI DI SURABAYA

Описание к видео [ACFFEST 2023] HITLER MATI DI SURABAYA

Suatu siang, publik dihebohkan dengan kabar penemuan makam Adolf Hitler seorang pemimpin Nazi di pemakaman Ngagel, Surabaya. Mitro (40), seorang penjaga makam diwawancarai oleh wartawan TV terkait penemuan tersebut. Mitro menjawab seadanya dengan ketidak tahuannya soal Hitler. Mitro dianggap sebagai artis oleh keluarga hingga para tetangganya, tidak sedikit dari mereka yang ingin swafoto bersama Mitro. Suatu ketika, istrinya mengatakan bahwa ia ingin sekali liburan. Mitro yang hidupnya pas-pasan hanya menjanjikan. Dia lalu mendapatkan ide untuk membuat wahana berbayar di makam tersebut. Pengunjung bisa masuk dalam bilik kain yang melingkari makam dan berfoto dengan Hitler di dalamnya, dengan Mitro yang berdandan seperti Hitler. Ia lalu mencari tahu siapa itu Hitler melalui internet. Mitro yang hidupnya pas-pasan hanya menjanjikan. Dia lalu mendapatkan ide untuk membuat wahana berbayar di makam tersebut. Pengunjung bisa masuk dalam bilik kain yang melingkari makam dan berfoto dengan Hitler di dalamnya, dengan Mitro yang berdandan seperti Hitler. Ia lalu mencari tahu siapa itu Hitler melalui internet. Kemudian, Mitro meminta izin kepada Pak Lurah (50) yang merupakan pensiunan militer dan dia membantu Mitro dengan meminjamkan baju dinas militernya karena Hitler merupakan seorang militer. Keesokan harinya, Mitro dibantu dengan anak istrinya membuka wahana tersebut dan berlangsung dengan heboh.Setelah itu, Mitro pergi ke Pak Lurah dengan niat mengembalikan baju dinas yang ia pinjam. Namun, Pak Lurah ternyata meminta bagian dari pendapatan Mitro sebanyak 60%. Mitro akhirnya tidak terima dan keesokan harinya ada kejadian yang membuat ia dan keluarga terpaksa pergi ke pantai dan tidak bekerja.


One afternoon, the public was shocked by the news of the discovery of the grave of Adolf Hitler, a Nazi leader, at the Ngagel cemetery, Surabaya. Mitro (40), a grave guard was interviewed by TV journalists regarding the discovery. Mitro answered simply because he didn't know about Hitler. Mitro is considered an artist by his family and neighbors, not a few of whom want to take selfies with Mitro. One time, his wife said that she really wanted to go on holiday. Mitro, whose life is barely possible, is only promising. He then got the idea to create a paid ride at the tomb. Visitors can enter the cloth booths that surround the tomb and take photos with Hitler inside, with Mitro dressed up as Hitler. He then found out who Hitler was via the internet. Mitro, whose life is barely possible, is only promising. He then got the idea to create a paid ride at the tomb. Visitors can enter the cloth booths that surround the tomb and take photos with Hitler inside, with Mitro dressed up as Hitler. He then found out who Hitler was via the internet. Then, Mitro asked permission from the Village Head (50) who was a retired military man and he helped Mitro by lending him his military service clothes because Hitler was a military man. The next day, Mitro, assisted by his wife's children, opened the ride and it went off without a hitch. After that, Mitro went to the village head with the intention of returning the official clothes he had borrowed. However, the Village Head apparently asked for a 60% share of Mitro's income. Mitro finally didn't accept it and the next day an incident occurred that forced him and his family to go to the beach and not work.

Rumah Produksi : Sinematografi UNAIR
Eksekutif Produksi : Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi
Produser : Rizky Kurniawan
Sutradara : Dhamar Jagad Gautama
Penulis Naskah : Dhamar Jagad Gautama
Penata Artistik : Hari Agung Wijaya
DoP/Kameramen : Dendy Ariza Putra
Editor : Aldio Kifah Hisan

Akun Youtube Resmi Komisi Pemberantasan Korupsi.
Website : https://www.kpk.go.id
Instagram :   / official.kpk  
Facebook :   / komisipemberantasankorupsi  
Twitter :   / kpk_ri  
Spotify : https://open.spotify.com/show/3M5tqGM...

Комментарии

Информация по комментариям в разработке