Orang mendapat secukupnya bahkan lebih
Tuhan selalu membuat hidup manusia berkecukupan. Ia memberikan segala sesuatu untuk kebaikan manusia. Tinggal manusia mau memanfaatkan segala yang ada dengan penuh syukur dan membagi berkat yang diterimanya dengan lebih banyak orang lagi. Itulah cara sederhana, kita menggandakan kasih yang Tuhan telah anugerahkan kepada kita.
“Baal-Salisa membawa kepada Elisa “roti-hulu-hasil”: yaitu 20 roti jelai & gandum baru dalam sebuah kantong. Elisa memintanya untuk memberikan roti itu kepada orang-orang yang lagi berkumpul di situ, ada 100 orang, supaya mereka dapat makan. Dan hasilnya “semua orang itu makan dari 20 pulu roti jelai itu, bahkan masih ada sisanya” (2Raj 4: 42-44).
Bayangkan dari roti yang jumlahnya sedikit bisa diberikan untuk 100 orang makan dan mereka makan sampai kenyang. Satu aspek penting yang mau ditampilkan dari kisah ini yaitu tentang kebesaran kasih Tuhan. Perlu kita sadari bahwa “kita memiliki sesuatu”. Setiap orang dianugerahkan “sesuatu” oleh Allah. Sesuatu itu bisa saja hobby, keterampilan, kemampuan atau kepandaian tertentu. Kalau kita menyadari bahwa kita memiliki sesuatu dan menggunakannya, perlahan-lahan apa yang kita miliki itu, menjadi berkembang dan menguat. Kita memanfaatkan apa yang kita miliki itu, pertama-tama untuk kebaikan diri sendiri, kemudian untuk kebaikan orang lain.
Ingat pesan Yesus: “kepada yang mempunyai kepadanya akan diberikan ”, sedangkan kepada mereka yang tidak mempunyai apa pun yang ada padanya akan diambil (bdk Mat 25: 29). Maksudnya, kalau kita tidak menyadari dan mengembangkan apa yang kita miliki maka perlahan-lahan apa yang kita miliki itu, akan tak berguna bahkan hilang. Anugerah dan berkat yang Allah berikan kepada setiap kita harus dimanfaatkan dan dikembangkan. Potensi yang ada harus diaktualisasikan agar menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Mungkin ada banyak orang yang memiliki kemampuan, keterampilan atau pengetahuan tetapi kalau tidak dimanfaatkan, tidak dibagikan atau kalau tidak dihidupi serta dikembangkan maka “sesuatu” itu akan hilang dan mubasir.
Hal yang luar biasa itu dimulai dengan hal-hal yang kecil dan sederhana. Di saat kita terbiasa untuk menyadari dan menghidupi kebiasaan yang kecil serta sederhana, perlahan-lahan itu akan menjadi sesuatu yang besar dan bermanfaat untuk banyak orang. Hal yang luar biasa itu terjadi mulai dari melakukan hal-hal kecil dalam hidup. Kalau kita membagi senyum dengan orang lain, senyum itu akan bertambah karena orang lain akan tersenyum juga dengan kita dan bahkan dengan yang lainnya lagi. Kalau kita membagi damai dengan orang lain, damai itu akan bertambah karena mereka akan membaginya dengan sesama yang lain lagi.
Mari kita belajar untuk membiasakan diri membagi “kebajikan, keutamaan dan hal-hal yang baik dengan orang lain” misalnya kesabaran, kegembiraan, kerendahan hati, saling memaafkan, saling mendukung, dan masih banyak hal posetif lainnya.
Tuhan selalu membuat kita merasa “woah”. Ia selalu menciptakan kejutan dalam hidup kita. Ia membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ia membuat yang mustahil menjadi kenyataan. Allah sungguh ajaib, Ia Agung serta membuat kita takjub. Allah mengubah situasi-situasi sulit hidup kita menjadi berkat. Melalui kesulitan yang kita jumpai, kita belajar untuk menjadi “manusia dewasa” dalam iman dan karakter.
Kita bisa belajar banyak tentang hidup, melalui pengalaman yang kita alami. Tetapi jangan pernah mencoba untuk mencari-cari tantangan / kesulitan dalam hidup. Karena persoalan, tantangan atau kesulitan yang dicari-cari bisa membuat orang tidak bisa lagi keluar dari dalamnya.
Pengalaman yang dialami Baal-Salisa dalam cerita Kitab 2Raj 4:42-44 menjadi satu inspirasi bahwa Tuhan selalu membuat mungkin apa yang tidak mungkin, membuat nyata apa yang mustahil. Tuhan adalah pelukis indah, di atas garis-garis bengkok kehidupan kita.
Информация по комментариям в разработке