Kisah Pasek Kubayan dan Keturunannya

Описание к видео Kisah Pasek Kubayan dan Keturunannya

Pasek Lurah Kubayan adalah warih Mpu Ragarunting, yaitu salah seorang dari Sapta Resi yang datang ke Bali di masa lalu. Sejak masa pemerintahan Sri Gajah Waktra alias Sri Astasura Ratna Bumi Banten, Pasek Lurah Kubayan sudah memiliki peran penting di masyarakat dan bahkan ikut terlibat dalam perang melawan Belanda bersama putri Puri Tabanan yang bernama Sagung Ayu Wah.

Pada hari Senin Umanis, wuku Sungsang, sasih Karo tahun Saka 1257 atau tahun 1335 Masehi, Pasek Lurah Kubayan di Banjar Kubayan, Desa Nyambu, Tabanan, diangkat sebagai Amancabumi oleh Raja Bali Sri Gajah Waktra alias Sri Astasura Ratna Bumi Banten.

Raja Bali yang bertahta sejak tahun 1324 sampai 1343 Masehi ini memberi tugas kepada Pasek Lurah Kubayan selaku pengempon Pura Batukaru dan berkedudukan di Banjar Bendul, Desa Wagaya Gede, Tabanan.

Setelah tinggal di Wangaya Gede, Pasek Lurah Kubayan menurunkan seorang anak laki-laki bernama Pasek Kubayan. Dan Pasek Kubayan ini kemudian menurunkan dua orang putra, masing-masing Pasek Kubayan di Banjar Bendul, Desa Wangaya Gede dan Pasek Kubayan di Banjar Kaja, Desa Wangaya Gede.

Kedua Pasek Kubayan ini mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda. Pasek Kubayan di Banjar Bendul menggantikan kedudukan ayahnya sebagai pegempon Pura Batukaru dan pemrajan di Banjar Bendul sedangkan Pasek Kubayan di Banjar Kaja menjadi Perbekel Desa Wangaya Gede.

Pasek Kubayan di Banjar Bendul mendapatkan banyak keturunan yang kemudian tersebar di wilayah Tabanan, Badung, Bangli dan Karangasem. Selanjutnya, karena Pasek Kubayan di Banjar Bendul tidak memiliki keturunan lagi, maka Pasek Kubayan Dari Banjar Tangeb, Desa Kapal, Badung, kembali ke Banjar Bendul.

Demikian kisah mengenai asal-usul Pasek Kubayan, baik Pasek Kubayan Di banjar Bendul maupun Pasek Kubayan di Banjar Kaja, yang keturunannya kemudian menyebar ke banyak desa terutama di wilayah Tabanan dan Badung.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке