Скачать или смотреть SUMBER HUKUM ISLAM MUTTAFAQ (IJMA')

Secara istilah dalam ilmu ushul fiqh, Ijma’ adalah kesepakatan seluruh ulama mujtahid dari umat Islam pada suatu masa tertentu mengenai suatu hukum syar’i setelah wafatnya Rasulullah ﷺ
Kedudukan Ijma’

Ijma’ termasuk salah satu sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalil tentang kewajiban mengikuti ijma’ di antaranya:

Al-Qur’an:
“…Dan barang siapa menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 115).

Hadis Nabi ﷺ:
“Umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan.” (HR. Ibnu Majah).
Macam-macam Ijma’

1. Ijma’ Sharih (jelas)
Yaitu kesepakatan para ulama mujtahid dengan pernyataan tegas.
Contoh: Kesepakatan tentang kewajiban shalat lima waktu.

2. Ijma’ Sukuti (diam)
Yaitu sebagian ulama mengemukakan pendapat, sementara ulama lain diam tanpa menentangnya.

Syarat-syarat Ijma’

1. Dilakukan setelah wafatnya Rasulullah ﷺ.


2. Hanya dilakukan oleh para ulama mujtahid.


3. Ulama yang sepakat harus dari seluruh wilayah Islam pada zamannya.


4. Kesepakatan harus terkait masalah hukum syar’i, bukan masalah duniawi.
#manap #ijma #pelajar #materifiqih #fıkıh #kelas12