PERBEDAAN DRASTIS Pidato Soeharto dan Soekarno soal G30S/PKI, Ada yang Tolak PKI Dibubarkan

Описание к видео PERBEDAAN DRASTIS Pidato Soeharto dan Soekarno soal G30S/PKI, Ada yang Tolak PKI Dibubarkan

TRIBUN-VIDEO.COM - Soeharto yang merupakan pejabat tertinggi di TNI AD kala itu ditunjuk menjadi penaggung jawab penumpasan G30SPKI sekaligus menemukan jenazah para korban di lubang buaya.

Panglima Kostrad Mayjen Soeharto memimpin penggalian jenazah. Satu per satu jenazah dinaikkan dari dasar sumur. Kondisinya sudah busuk karena sudah tiga hari lebih terkubur dalam sumur yang lembab.

Jenazah tujuh pahlawan revolusi tersebut diangkat di Lubang Buaya. Tugas itu dijalankan oleh Pasukan Intai Amfibi KKO TNI AL dengan masuk ke dalam sebuah sumur tua dan memasang tali guna mengevakuasi jenazah.

Para korban tersebut antara lain, enazah Letjen Achmad Yani, Mayjen Mas Tirtodarmo Harjono, Mayjen Siswondo Parman, Mayjen Suprapto,

Brigjen Donald Isaac Pandjaitan, Brigjen Sutojo Siswomihardjo dan Lettu Pierre Tendean langsung dimasukan dalam peti.

Soeharto yang memimpin langsung operasi evakuasi jenazah memberikan pidato.

Isi pidato Soeharto kala itu yakni Soeharto menyesalkan pembantaian para jenderal sekaligus menaruh curiga jika oknum TNI terlibat dalam pembantaian tersebut.

Lewat Supersemar, Soeharto lalu mengambil alih kekuasaan dan membubarkan PKI serta menangkap 15 menteri Soekarno dengan tuduhan terlibat G30S/PKI.

Soekarno bukannya tak melawan. Buktinya di peringatan HUT RI pada 17 Agustus 1966, ia menyampaikan pidato yang berjudul "Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah".

Dalam pidato "Jas Merah" itu, Soekarno secara tidak langsung mengungkapkan Supersemar disalahtafsirkan untuk mengakhiri keuasaannya.

Namun pidato Soekarno itu seolah tak ada artinya karena tak mampu mengubah situasi politik yang telah dikuasai Soeharto.

Akan tetapi hingga detik-detik terakhir masa pemerintahannya, Soekarno tetapi bersikeras tak mau membubarkan PKI.

Menurut Soekarno, inilah 3 penyebab sebenarnya tragedi G30S/PKI.

Pertama, karena pimpinan PKI yang keblinger.

Kedua diakibatkan oleh tindakan subversif Neokolim, yakni adanya pihak asing yang diduga sudah masuk ke Indonesia seperti CIA.

Ketiga adanya oknum yang tidak bertanggung jawab.


Sementara itu, Soeharto sempat membeberkan alasan Bung Karno bersikeras untuk tak bubarkan PKI.



(*)

Комментарии

Информация по комментариям в разработке