Memahami Al-Ghouts|| Kuliyah Wahidiyah

Описание к видео Memahami Al-Ghouts|| Kuliyah Wahidiyah

◇Sholawat wahidiyah boleh diamalkan oleh siapa saja.

■Ijazah Sholawat Wahidiyah dan cara pengamalanya:    • Видео  

🔴Ijazah Sholawat Wahidiyah. Beliau Mbah Yahi Mu'alif Sholawat Wahidiyah Berfatwa: “Ajaztukum Bihadzihis Sholawatil Wahidiyyati fil 'Amali wan Nasyri”. Yang artinya “Aku ijazahkan kepadamu Sholawat Wahidiyah ini untuk di amalkan, disiarkan dan diijazahkan kepada yang lain.”

Siapapun yang mendapat Sholawat Wahidiyah darimana saja dan dari siapapun itu, silahkan di amalkan. Tidak pandang bulu, siapapun yang mau, boleh mengamalkan tanpa ada batasan suku, golongan, ras, bangsa, agama, umur dan jenis kelamin. Tanpa ada bai’at dan syarat-syarat apapun. Ijazah mutlak dan bersifat umum, luas, dan dipermudah, dengan dasar “ikhlas tanpa pamrih”.

◾Bagi siapa saja yang ingin melihat/memutar video tentang Sholawat Wahidiyah dan Mujahadahnya bisa lihat di CHANEL KEDUNGLO atau klik link dibawah ini 👇
   / kedunglo717  


Bila ada kesalahan dan terjemah atau translate dalam video ini, saya mohon ma'af yang sebesar-besarnya, karna itu mutlak kesalahan dan kurangnya diri saya 🙏🙏🙏


🔴 SYARAT DARIPADA AL-GHOUTS
WUJUD SECARA JASMANI DAN RUHANI

Dalam kitab al-Yawakit juz II, hlm 80, diterangkan :

Dan diantara persyaratan (keberadaan) Al Ghauts Ra : Wujud dengan rohani dan  perwatakan  jasmani pula . Dan dalam kehidupan nyata (sejak zaman Nabi Adam sampai hari qiyamat

Dapat dimaklumi pemahaman yang berkembang ditengah-tengah masyarakat muslim tentang keberadaan Ghauts Ra, masih sangat minim. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa al-Ghauts itu hanya Syeh Abdul Qadir, Syeh Syadzili, Syeh Naqsyabandi, Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Muallif Shalawat Wahidiyah (Qs wa Ra), dan tidak ada al-Ghauts lagi setelahnya. Padahal kesimpulan semacam ini tidak memiliki dasar dari kaidah yang benar, dan hanya sebuah persepsi atau bahkan hanya sebuah opini.

Diantara tujuan dita’lifnya Shalawat Wahidiyah oleh Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Qs wa Ra untuk memahami dan membuktikan – melalui pengalaman ruhani (rukyah shalihah) – kebaradaan al-Ghauts Ra secara kassyaf dan musyahadah. 

Telah banyak kitab tasawuf yang menerangkan, bahwa para al-Ghauts Ra  memohon kepada-Nya, jika sekiranya Beliau Ra wafat,  Allah Swt berkenan mengangkat putranya atau keluarga yang lain sebagai al-Ghauts untuk menggantikannya.        Dan sebagai calon pengganti, mereka berada dalam asuhan al-Ghauts sebelumnya.

Misalnya, al-Ghauts fi Zamnihi Syeh Muhammad Wafa, digantikan oleh  putranya (Syeh Ali Ibn Muhammad Wafa), al-Ghatus fi Zamnihi Syeh Ali al-Khirqani, digantikan oleh putranya (Syeh Ibrahim Ibn Ali al-Khirqani). Syeh Sari Saqti digantikan oleh keponakannya sendiri (Syeh Junaid al-Bagdadi), Syeh Baba Samasi digantikan oleh muridnya (Syeh Amir Kulal), Syeh Amir Kulal digantikan oleh murid dan kawan seperguruan, yakni Syeh Bahauddin Naqsyabandi. Syeh Abdul Qadir Jailani digantikan oleh  putranya (Syeh Abdur Razaq).  Syeh Daud Ibnu Makhla digantikan oleh Syeh Muhammad Wafa (muridnya), Syeh muhammad Wafa digantikan oleh murid putranya (Syeh Ali Ibn Wafa), Syeh Abun Najib Suhrawardi digantikan oleh keponakannya (Syeh Syihabudin Umar Suhrawardi Ra (pemilik kitab “Awarif al-Ma’arif).

Комментарии

Информация по комментариям в разработке