Misteri Alas Krendowahono Karanganyar, Digunakan untuk Penyembahan Pencari Jabatan hingga Jodoh

Описание к видео Misteri Alas Krendowahono Karanganyar, Digunakan untuk Penyembahan Pencari Jabatan hingga Jodoh

TRIBUN-VIDEO.COM - Kabupaten Karanganyar memiliki tempat peninggalan situs-situs bersejarah.


Satu di antaranya yaitu Alas Krendowahono yang tak dapat terlepas dari legenda dan kesan keangkerannya.


Situs tersebut berada di wilayah RT 03 RW 3, Dusun Krendowahono, Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.


Bahkan situs tersebut merupakan sebuah hutan yang berada di tengah padatnya permukiman saat ini.


Juru kunci lokasi tersebut, Darsono (76) mengatakan, dirinya telah menjadi juru kunci di lokasi tersebut sejak 1980-an.


Pria kelahiran 12 Desember 1945 itu menuturkan, ia memiliki keturunan dari Kasunanan Surakarta yang bernama Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno.


"Orang tua saya juga merupakan juru kunci, bahkan mbah buyut saya yaitu Raden Mas Malikul Kusno, putra Pakubuwana IX," pungkasnya.


Dikatakan olehnya, Alas Krendowahono merupakan sebuah situs petilasan yang terdiri dari 5 kawasan.


Di antaranya, Betari Durga, Sumur Shina dan watu Gilang.


Sedangkan, Sendang Kaputren dan Ringin Putih dikabarkan merupakan lokasi yang sudah mati.


"Sebenarnya di sini ada 5 lokasi, namun dua lokasi ini sekarang sudah mati, yang mati Sendang Keputren dan Ringin Putih, sedangkan yang lain Betari Durga, Sumur Shina dan Watu Gilang," kata Darsono.


Darsono mengatakan, lokasi Betari Durga saat ini digunakan tamu-tamu untuk tempat beribadah.


Lokasi tersebut juga banyak dihiasi kembang setaman hingga dupa persembahan.


Dijelaskan oleh Darsono, biasanya mereka yang datang ke lokasi meminta doa restu ke Yang Maha Kuasa baik terkait jabatan maupun jodoh.


"Biasannya mereka meminta doa restu ke maha kuasa baik jabatan maupun jodoh," kata Darsono.


Dia menjelaskan Betari Durga merupakan seorang putra raja Kediri terakhir.


Ia mengatakan, Betari Durga melakukan moksa di lokasi tersebut.


Menurut cerita, konon tempat itu juga digunakan untuk membuang mayat seorang narapidana kerajaan yang dieksekusi mati.


"Lokasi ini dulu tempat moksannya putra raja Kediri kalah itu, kemudian di sini dipakai untuk membuang mayat dari seorang napi kerajaan yang dieksekusi mati," ujar Darsono.


Selain itu, di tempat ini juga terdapat legenda yang saat ini masih dipercaya oleh beberapa kalangan.


Satu di antaranya yakni Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.


Ia menjelaskan, di setiap hari tertentu, diadakan upacara persembahan kepala kerbau di Punden Krendowahono.


"Memang sampai saat ini masih banyak yang percaya dan masih ada beberapa orang yang menjalankan ritual kepercayaan di tempat ini," tutur Darsono.


Lokasi tersebut masih rutin dilakukan ritual yang dilakukan setiap tahunya yang bernama Sesaji Mahesa Lawung.


Darsono mengatakan, Sesaji Mahesa Lawung merupakan ritual adat ketika keluarga keraton mempersembahkan kepala kerbau.


Tepatnya di Punden Krendowahono kepada Bathara Kalayuwati yang diketahui anak Bathara Durga.


Kalayuwati dipercaya melindungi sisi utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.


Diketahui, ritual itu bertujuan untuk memohon keselamatan dan agar terhindar dari segala mara bahaya.


"Kalayuwati dipercaya melindungi sisi utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, ritual tersebut bertujuan untuk memohon keselamatan dan agar terhindar dari segala mara bahaya," kata Darsono.


Kemudian, dia menjelaskan lokasi berikutnya yaitu sumur Shina yang merupakan sebuah sumur yang dalam.


Ia mengatakan, air di dalam tersebut dipercaya dapat mempermudah seseorang dalam mencari jodoh.


Di mana jika mandi setiap hari di Sumur Shina, konon dapat mempercepat seseorang mendapatkan jodoh.


"Jika mandi setiap hari di sumur shina, konon dapat mempercepat seseorang mendapatkan jodoh, " ucap Darsono.


Kemudian tempat selanjutnya, yaitu Watu Gilang merupakan satu di antara yang bersejarah.


Lokasi tersebut merupakan tempat perundingan Pangeran Diponegoro dengan pendukungnya untuk membuat strategi menyerang kolonial Belanda.


"Dulunya Watu Gilang merupakan tempat Diponegoro bertemu dengan para pendukungnya dan tempat diskusi membuat strategi penyerangan ke kolonial Belanda saat itu," ujar Darsono.


Darsono mengatakan, sejumlah tokoh-tokoh besar pernah mendatangi lokasi tersebut.


Di antaranya yaitu mulai dari Bupati Karanganyar, Juliyatmono, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto hingga Presiden RI ketujuh, Joko Widodo.


Dikabarkan Prabowo beberapa kali datang ke lokasi tersebut untuk melakukan upacara ritual Sesaji Mahesa Lawung.


"Mereka pernah datang ke sini dan mengikuti ritual tersebut," ujar Darsono.


Punden Krendowahono juga masih dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai tempat yang sakral dan angker.


Sehingga, tidak semua orang berani mengunjungi tempat tersebut.


"Banyak masyarakat yang menilai tempat ini sakral dan angker, sehingga, tidak semua orang berani mengunjungi tempat tersebut," Pungkasnya.


(Tribun-Video.com/TribunSolo.com)

Комментарии

Информация по комментариям в разработке