HULTAH NWDI KE-82 DI PANCOR

Описание к видео HULTAH NWDI KE-82 DI PANCOR

Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun yang khusus di kalangan warga Nahdliyyin dikenal dengan istilah HULTAH yang dilekatkan khusus oleh Almaghfurlah Maulanasyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid untuk mengenang kelahiran Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang tenar dengan istilah HULTAH NWDI.

Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) di dirikan di Pancor pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 M. yang pada awal pendiriannya adalah dimulai dari Pesantren Al-Mujahidin Pancor lingkungan Bermi pada tahun 1934 Masehi semenjak TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pulang ke Indonesia atas perintah dari sang guru beliau yang paling di kagumi, yakni Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath.

Pesantren Al-Mujahidin Pancor menggunakan sistem "Halaqah" yang berarti bundaran/lingkaran dimana beliau di kelilingi oleh muridnya yang berasal dari warga Pancor terutama warga Lingkungan Bermi.

Perkembangan Pesantren ini sangat cepat sehingga terkenal di kalangan luar masyarakat Pancor dan dalam jangka waktu yang tak lama Pesantren Al-Mujahidin ini membeludak dan tak sanggup menampung seluruh murid-murid beliau. Akhirnya Al-Magfurlah Maulanasyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid merubah sistem halaqah menjadi sistem pengajian umum. Kemudian sekitar 3 tahun berjalannya sistem halaqah dan pengajian umum akhirnya Al-Maghfurlah merubah sistem halaqahnya menjadi sistem klasikal (Slassical) seperti yang di lakukan di Mekkah saat beliau menuntut ilmu di sana dimana para murid-murid dikelompokkan ke dalam klas-klas.

Sistem klasikal yang dibuat oleh TGKH. M. Zainuddin Abdul Majdid tentunya membutuhkan ruang/klas yang banyak agar semua para santri yang datang menuntut ilmu dapat tertampung, maka dibuatlah ruang kelas yang sangat sederhana yang dibuat dari daun kelapa dan pagar bambu dan itu semuanya bantuan dari masyarakat Pancor dan murid-murid beliau yang langsung membawa bahan-bahan sederhana tersebut dari desa / tempat mereka masing-masing. Untuk tempat tinggal para santri, almaghfurlah menitipkan santrinya ke rumah-rumah warga kampung Bermi, warga Bermipun dengan ikhlas dan penuh semangat memberikan segala yang dibutuhkan oleh para penuntut ilmu yang datang ke Pancor, ada yang memberikan ruang kamar untuk ditempati bahkan warga Bermi yang memiliki halaman luas mempersilahkan para penuntut ilmu untuk membangun tempat tinggal (kos) dengan biaya gratis danpa dipungut uang kost sepeserpun.

Ruang kelas yang dibuat sederhana oleh almaghfurlah terus semakin bertambah seiring dengan bertambahanya para santri dan telah mencetak banyak santri yang handal siap berjuang di daerah masing-masing. tekat yang kuat dari almaghfurlah inilah yang akhirnya beliau mendirikan Madrasah Diniyah Islamiyah (NWDI) dengan harapan madrasah ini akan semakin kuat dan dapat berkembang di luar Pancor dan pada tahun 1952, madrasah-madrasah NWDI Pancor berkembang di luar daerah dengan membentuk cabang-cabang NWDI yang didirikan oleh para alumni di berbagai daerah yang pada waktu itu mencapai 66 buah dan Pancor menjadi tonggak, sumber dan induk dari semua madrasah-madrasah yang ada di seluruh Indonesia yang didirikan oleh Almukarram TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid dan setelah beliau wafat dilanjutkan oleh cucu beliau yaitu Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. H. Muhammad Zainul Majdi Al-Hafidz.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке