Kasih Yang Kekal Bagi Mereka Yang Gagal (Mazmur 103:8-18) - Yakub Tri Handoko

Описание к видео Kasih Yang Kekal Bagi Mereka Yang Gagal (Mazmur 103:8-18) - Yakub Tri Handoko

Mazmur ini bersifat individual maupun komunal, sebagaimana terlihat dari kata ganti orang yang digunakan. Kata “aku” muncul di ayat 1-2, sedangkan kata “kita” di ayat 8-9. Kata ganti “kamu” (ayat 3-5) dan “mereka” (ayat 15-18). Tidak heran, banyak penafsir Alkitab menduga bahwa mazmur ini dinyanyikan dalam konteks ibadah secara bersahut-sahutan. Ada para imam yang memimpin ibadah, ada para penyanyi, ada pula para jemaat.

Cara memuji TUHAN seperti ini tetap dipertahankan dalam Perjanjian Baru. Paulus menasihati jemaat di Efesus: “berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” (Ef 5:19). Ada waktunya kita berkata-kata kepada TUHAN. Ada waktunya kita mendengarkan suara TUHAN melalui pujian yang dinaikkan oleh orang lain.

Pujian lebih dari sekadar kesenian. Pujian adalah sarana pembelajaran. Ada banyak pemikiran theologis di dalamnya. Bukan hanya sarana; pujian adalah sarana yang efektif. Benarlah yang dikatakan oleh Warren Wiersbe jemaat lebih banyak belajar theologi melalui pujian daripada khotbah. Tanpa disadari, beragam konsep theologis (entah benar atau salah) disampaikan secara efektif melalui pujian.

Mazmur 103 juga merupakan sebuah pujian yang sarat dengan pengajaran. Melaluinya kita dapat mengenal siapa Allah dan siapa manusia. Dalam khotbah kali ini kita hanya akan berfokus pada kasih TUHAN di ayat 8-18.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке