ARJA LINGSAR SESOLAHAN SESUWUNAN KABEH DESA ADAT SAYAN Part 4/4

Описание к видео ARJA LINGSAR SESOLAHAN SESUWUNAN KABEH DESA ADAT SAYAN Part 4/4

Kondisi di masa Pandemi berpengaruh besar terhadap pola hidup masyaraat dunia, tak terkecuali Bali. Hampir semua lini kehidupan "lumpuh" dan terpuruk. Hendaknya dalam menyikapi kehidupan saat ini kita harus bersabar dan bijaksana. sesuai dengan keyakina masyarakat Bali, sesuatu yang terjadi tidak terlepas dari kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita sadar dan berserah kehadapan Beliau. Karya dalam video ini merupakan pengejawantahan dari perasaan hati masyarakat Bali, yang mana hal terakhir yang bisa dilakukan dalam keterpurukan adalah berserah dan memohon pengampunan kehadapan Beliau serta memohon anugerah kehidupan yang lebih baik seperti sediakala. beberapa simbol sistem Pekraman disajikan dalam karya ini. Mulai dari Punta dan Kartala sebagai simbol masyarakat/krama, Mantri sebagai simbol Sang Prabu/Nataraja, dan sosok Rangda yaitu sesuhunan jagat Desa Pekraman Sayan sebagai simbol Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dari semua simbol yang dihadirkan, kami selaku kreator dalam karya persembahan ini, ingin mengingatkan kembali bahwa sistem pekraman bukan hanya menata manusianya atau fisik yang kasat mata, namun lebih dari itu, juga untuk memuliakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa menjadi simbol keyakinan yang dipuja dan distanakan dalam setiap pura yang terdapat didaerah setempat. Tujuannya adalah satu, yaitu "Mewali ring Huluning Sang Kerta" kembali pada tugas dan fungsi masing-masing dalam kehidupan agar tercipta kerahayuan dan kasukertaning jagat.

Arja Lingsar merupakan dramatari Arja yang dimainkan dalam posisi duduk oleh para penari, tanpa ada aturan yang mengikat (para penari bebas duduk dimana saja asalkan tetap terhubung satu sama lainnya) namun aturan dalam pengarjan tetap diberlakukan seperti polah palih papeson jangkep. Lingsar merupakan singkatan dari Linggih Sarat yang mana pemaknaannya dalam posisi duduk kita melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan sarat makna.

Pola gegendingan saat sesolahan sesuhunan, menggunakan pola Sesanghyangan yang mana isian dalam liriknya adalah "Nyihnayang Angga" dalam sosok Rangda. Jadi kami sebut pola gegendingan ini dengan "Cihna Angga".

Karya ini terwujud berkat kerjasama yang baik dengan seluruh elemen masyarakat Desa Adat Sayan, baik dari aparatur adat maupun dinas. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada;
Tjokorda Raka Kertiyasa ( Cok Ibah) selaku Pengrajeg Karya
Jero Mangku Pura Desa Sayan
Jero Bendesa Desa Adat Sayan
Parajuru Pura Desa Sayan
Kelihan Banjar Adat maupun Dinas Desa Sayan
Baga Kesenian Pura Desa Sayan
Ketua Pemuda Se-Desa Adat Sayan
dan seluruh masyarakat Desa Adat Sayan.

terimakasih juga kami haturkan kepada
Baga Dokumentasi Fotografer Muda Sayan yang telah mengabadikan sesolahan sesuwunan sami dalam bentuk video
Media Ubud pimpinan Dewa Arby yang telah berkenan membantu dalam editing video dengan editor Bawa

#sesolahansesuwunankabehdesaadatsayan
@Calonarang Taksu @calonarang @BALI Update @senibudaya @seni

Комментарии

Информация по комментариям в разработке