EKSISTENSI ASTA KOSALA KOSALI (ARSITEKTUR BALI) DALAM RUANG GLOBAL

Описание к видео EKSISTENSI ASTA KOSALA KOSALI (ARSITEKTUR BALI) DALAM RUANG GLOBAL

   • EKSISTENSI ASTA KOSALA KOSALI (ARSITE...  
EKSISTENSI ARSITEKTUR BALI DALAM RUANG GLOBAL
#Eksistensi
#ArsitekturTradisionalBali
#RuangGlobal

EKSISTENSI ARSITEKTUR BALI DALAM RUANG GLOBAL, sebuah tematik yang sangat menarik. Hampir semua aspek kehidupan ini membutuhkan sentuhan arsitektur, sebab arsitektur itu sendiri bermakna sebagai “seni rancang”. Karena itu, segala sesuatu yang dilakukan seharusnya direncanakan dan dirancang terlebih dahulu, dengan tujuan akan mendapatkan hasil yang optimal. Dalam masyarakat Bali, arsitektur tidak hanya dianggap sebagai pengetahuan rancang, tetapi juga sebuah identitas komunitas dan perdaban. Rekam jejak arsitektur dapat sebagai penanda tinggi rendahnya kualitas peradaban suatu etnis dan atau bangsa. Dalam konteks peradaban Bali, setidaknya hal itu dapat dipahami dari relief-relief sepanjang tukad pekerisan, Gianyar, tinggalan di desa Bedahulu, Gianyar, dan batu berundag di sekitar pura Ukur Gianyar. Semua itu adalah arsituktur sebagai penanda tingkat peradaban. Untuk memahami arsitektur Bali dalam ruang global, maka perlu terlebih dahulu diketahui tiga batasan penting, yaitu: 1) Arsitektur Tradional Bali, arsitektur Bali yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya yang memiliki nilai-nilai luhur, sebagaimana tertuang dalam Asta Kosala, Asta Kosali, Asta Bumi, dan Bhama Kertih; 2) Arsitektur Bali adalah arsitektur tradisional Bali yang telah mengalami perubahan dan pengembangan dalam fungsi maupun tata telak; dan 3) Arsitektur Bebalian, adalah arsitektur Bali yang telah mengalami perubahan, penyesuaian, dan perkembangan pada beberapa aspek (fungsi, tata letak, dimensi), namun tetap ada upaya untuk menampilkan identitas Bali, baik pada sisi material dan ornamennya. Lalu bagaimana terapan arsitektur Bali dalam ruang global ? Arsitektur tradisional Bali pada dasarkan menggunakan nilai dasar kepala, badan, dan kaki. Nilai ini berlaku untuk hal-hal yang bersifat vertical, bahwa bagian kepala tidak boleh dicampuradukkan dengan bagian kaki. Bagitu pula bagian kaki tidak baik kalau digunakan di areal kepala. Yang dimaksud bagian kepala adalah tempat dibangunnya tempat pemujaan, sementara bagian badan adalah ruang-ruang tempat tinggal, dan bagian kaki adalah bagian cemer, seperti dapur dan kamar mandi. Lalu bagaimana ketika ruang tidak dalam kondisi ideal, tidak lagi memungkinkan mengatur jarak sebagaimana seharusnya, maka yang paling harus diperhatikan adalah Ulu-Teben, pertahankan pengaturan berdasarkan konsep dasar itu, misalnya posisi kepala menghadap Ulu, dan kaki ada di arah Teben. Kamar mandi dibangun di bagian Teben dan seterusnya. Inilah yang memungkinkan nilai paling dasar yang harus dipertahankan dalam kehidupan global.

Lalu bagaimana exaiting arsitektur Bali di ruang Global ? Silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada Youtube, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe

https://www.youtube.com/channel/UCB5R

Facebook:
www.facebook.com/yudhatriguna

Instagram:
  / yudhatrigunachannel  

Website:
https://www.yudhatriguna.com

Комментарии

Информация по комментариям в разработке