MARAH PENYAKIT YANG MEMBINASAKAN

Описание к видео MARAH PENYAKIT YANG MEMBINASAKAN

   • MARAH PENYAKIT YANG MEMBINASAKAN  
MARAH PENYAKIT YANG MEMBINASAKAN
#KeburukanKroddha
#EfekNegatifMarah
#MarahMusuhDalamDiri
#MarahMenghilangkanAkalSehat
Marah atau "krodha" dalam Hindu memiliki kedalaman makna dan implikasi spiritual yang penting. Krodha salah satu dari enam musuh (sadripu) manusia yang harus ditaklukkan. Selain krodha, ada pula kama (nafsu), lobha (keserakahan), moha (kebingungan), mada (kesombongan), dan matsarya (kebencian/irisan). Dalam Bhagavad Gita, krodha dijelaskan sebagai salah satu penyebab utama yang menyebabkan kehancuran diri sendiri. Krodha harus dikendalikan karena dapat mengaburkan akal sehat dan mengarahkan ke tindakan yang tidak tepat. Dari kemarahan, timbul kebingungan yang lengkap. Ketika ingatan menjadi bingung, kecerdasan hilang, dan ketika kecerdasan hilang, seseorang jatuh kembali ke dalam siklus penderitaan. Hal di ats hendak menjelaskan bahwa proses memikirkan dan merenungkan objek-objek indra (pencapaian sensorik) dapat menyebabkan seseorang menjadi terikat secara emosional pada objek-objek tersebut. Dari keterikatan ini, timbullah keinginan untuk memperoleh atau mempertahankan objek-objek tersebut, yang kemudian dapat memicu kemarahan jika keinginan itu tidak terpenuhi atau terganggu. Kemarahan dapat menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir dengan jernih dan objektif (kecerdasan), karena pikiran dan ingatan menjadi terganggu. Akibatnya, seseorang dapat terperosok ke dalam tindakan-tindakan yang tidak bermoral atau dan tercela. Oleh sebab itu pentingnya mengendalikan emosi-emosi negatif seperti keterikatan berlebihan, keinginan yang tidak terpenuhi, dan kemarahan. Krodha dianggap sebagai emosi yang merusak, karena dapat mengarahkan seseorang ke tindakan-tindakan impulsif dan merusak. Ini juga dapat merusak hubungan interpersonal dan mengganggu keseimbangan batin seseorang. Dalam praktik spiritual Hindu, krodha dapat diatasi melalui berbagai metode, termasuk meditasi, introspeksi, dan praktik-praktik yoga. Penekanan diberikan pada pengembangan sifat-sifat seperti sabar (dhairya), pengendalian diri (damaha), dan pengampunan (kshama) sebagai cara untuk mengatasi krodha. Praktik yoga, termasuk pranayama (latihan pernapasan) dan asana (pose tubuh), serta meditasi, membantu mengendalikan pikiran dan emosi. Meditasi membawa fokus ke dalam diri sendiri, membantu mengenali sumber-sumber kemarahan, dan membangun kesadaran diri yang lebih dalam. Bhakti yoga, atau jalan pengabdian hati kepada Tuhan, melibatkan pengembangan cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap Tuhan. Dalam praktik ini, kemarahan dapat diatasi dengan merendahkan diri dan menyerahkan emosi-emosi negatif kepada keberadaan Ilahi. Karma yoga menekankan tindakan tanpa mengharapkan hasil pribadi. Dengan berbuat baik dan melayani tanpa pamrih, seseorang dapat mengurangi egoisme dan keinginan yang menjadi sumber kemarahan. Memahami ajaran-ajaran sastra suci agama Hindu memberikan wawasan tentang sifat manusia dan cara mengatasi emosi negatif seperti kemarahan. Pengetahuan dari sastra suci membawa pencerahan dan pandangan yang lebih luas tentang kehidupan. Kshama atau pengampunan adalah nilai penting dalam Hinduisme. Mengampuni orang lain untuk kesalahan mereka membantu mengatasi kemarahan dan membangun kedamaian batin. Pengampunan juga membebaskan jiwa dari beban dendam dan kebencian. Berpartisipasi dalam upacara keagamaan, seperti puja (persembahan) dan havan (persembahan api suci), membantu membersihkan pikiran dan menenangkan emosi. Aktivitas spiritual ini membawa ketenangan batin dan meningkatkan rasa keterhubungan dengan Yang Ilahi. Mengembangkan sifat-sifat mulia seperti kesabaran (dhairya), pengertian (sama), dan kedermawanan (daya), membantu mengatasi emosi negatif termasuk kemarahan. Praktik ini membantu membentuk karakter yang kuat dan bermoral. Secara teologis, dalam beberapa aliran Hindu, krodha dapat dianggap sebagai reaksi terhadap ketidakadilan atau pelanggaran terhadap nilai-nilai moral atau spiritual. Namun demikian, penting bagi seorang praktisi Hindu untuk mengendalikan dan mengarahkan krodha secara positif atau mentransformasikannya menjadi energi yang lebih konstruktif. Dalam kesimpulannya, "marah" atau "krodha" dalam Hindu tidak hanya dipandang sebagai emosi negatif yang harus ditaklukkan, tetapi juga sebagai tantangan yang harus diatasi dalam perjalanan spiritual seseorang. Pengendalian diri dan pengembangan sikap sabar dan pengampunan merupakan bagian integral dari praktik spiritual Hindu untuk mencapai kedamaian batin dan keselarasan dengan Tuhan.

Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada Youtube, juga pada Dharma wacana agama Hindu.

Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
https://www.youtube.com/channel/UCB5R
Facebook: www.facebook.com/yudhatriguna
Instagram:   / yudhatrigunachannel  

Комментарии

Информация по комментариям в разработке