• YOGA AKSARA
YOGA AKSARA
#YogaAksaraPetaMenujuKelepasan
#PuncakYogaAksaraAdalahSemadi
#YogaAdalahAktivitasMengendalikanPikiran
Selama ini yoga hanyalah gerakan rumit yang disebut yoga asana. Yoga dalam pandangan lontar-lontar Śiwa Tattwa bukan hanya gerak olah tubuh, tetapi satu kesatuan jalan holistik untuk senantiasa terhubungnya diri sejati [Ātman] dengan Jiwa alam semesta [Paramātman]. Dalam lontar Śiwa Tattwa dijelaskan ada enam tahapan yoga yang disebut Sadanggayoga melalui ākṣara yang sangat rahasia. Namun tidak semua ajaran yang terkandung di dalam teks-teks tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini disebabkan oleh sifat ajaran yogākṣara yang menekankan ajaran bersifat praktis dan rahasia. Oleh karena itu, terdapat konvensi yang mengikat bahwa ajaran yogākṣara tidak dapat diterapkan tanpa dituntun dan diinisiasi oleh guru. Menariknya lagi bahwa yogākṣara tidak lagi berorientasi pada gerakan-gerakan akrobatik seperti asana, namun jalan yoga yang dilaksanakan justeru menjadikan ākṣara sebagai sandaran. Ākṣara adalah berhubungan dengan sesuatu yang magis, dipandang sebagai kode semesta untuk diri sejati [Ātman] terhubung dengan jiwa alam semesta [Paramātman]. Dengan demikian yogākṣara adalah yoga yang bersifat spesifik, karena yogākṣara menggunakan media bhijākṣara [benih aksara suci] sebagai peta jalan kalêpasan. Dalam teks Mahanirwana Tantra disebutkan bahwa ākṣara bukan sekedar simbol, tetapi serangkaian kode rahasia yang disebut dengan Matrika Mayi. Kode rahasia tersebut berupa serangkaian sabda atau getaran yang dapat memunculkan frekwensi tertentu yang saling terhubung. Getaran ini menyebar ke seluruh alam semesta dan membentuk jaring energi yang menghubungkan energi dalam diri dengan energi alam semesta. Dengan demikian dalam ākṣara ada medan energi tertentu yang dapat menciptakan gelombang sehingga ākṣara dapat menciptakan pola semacam hologram. Hal ini ditegaskan juga dalam beberapa lontar Śiwa Tattwa bahwa segala keberadaan ini terbentuk dari ākṣara Ong-kara kemudian menjadi aneka ākṣara [sarwa tattwa]. Energi yang menggerakkan ākṣara dalam Śiwa Tattwa disebut Sanghyang Sandireka. Sanghyang Sandireka berkedudukan pada ākaśa [kehampaan tanpa batas] atau śūnya. Dari śūnya semua digerakkan dan berada pada pusat jala energi yang disebut Sanghyang Ekajala Rasi. Sanghyang Sandireka dan Sanghyang Ekajala Rasi adalah akumulasi energi yang menjadi penyebab segala ciptaan. Untuk mencapai kalêpasan seorang yogi wajib memahami hakikat Sanghyang Āksara, karena kalêpasan melalui ākṣara [ākṣara pinaka marga kalêpasan de sang yogiśwara]. Bagaimana dengan Laku Aksara sebagai Yoga Tattwa ? Dalam lontar Śiwa Tattwa dijelaskan bahwa Bhaṭāra Śiwa mengajarkan hakikat dari Yoga Tattwa yang disebut Sadanggayoga. Sadanggayoga adalah yoga dengan enam [sad] bagian [angga], maksudnya adalah ada enam tahapan yang hendak dilalui oleh mereka yang ingin mencapai kalêpasan. “Nihan taṅ ṣaḍaṅgayoga ṅa, kavruhakêna lvirnya: pratyāhāra-yoga, dhyāna-yoga, prāṇāyāma yoga, dhārana-yoga, tarka-yoga, samādhi-yoga…” (Soebadio, 1985:190). Dengan mencermati sadangga yoga yang terdapat dalam Jñānasiddhanta maka dapat dibaca secara imajinatif bahwa guru akan membimbing murid-muridnya untuk melatih mental dengan tahapan (1) pratyāhāra [menarik pikiran dari obyek kegemarannya]; (2) dhyāna [hening, menunggalkan kesadaran]; (3) prāṇāyama [pengaturan nafas menjadi halus dan ritmis alami]; (4) dhāraṇa [memfokuskan pikiran atau kesadaran pada satu obyek]; (5) tarka [perenungan mendalam, kontemplasi]; (6) samādhi [kemanunggalan]. Seperti apa yang diuraikan dalam tahapan sadangga yoga di atas, maka sebelum mencapai tingkat samādhi, yang perlu dilakukan seorang yogi adalah mempraktekkan sadangga yoga di atas dimulai dari pratyāhāra yoga, yaitu melatih pikiran agar tidak melompat-lompat dan melekat pada obyeknya dengan cara meningkatkan kesadaran diri serta mengarahkan ke dalam dengan sarana menempatkan bhijākṣara [ākṣara suci] berupa dasāksara [sepuluh aksara], Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Śing, Wang, Yang di alam semesta [bhuwana agung] sesuai arah mata angin dan juga menempatkannya di dalam organ-organ tubuh [bhuwana alit]. Tahap kedua adalah dhyana atau disebut tahapan pengendalian pikiran, hening tercapainya kesadaran. Dhyana adalah laku yoga untuk mengelola pikiran agar tidak terjebak pada dualitas, penilaian dan penghakiman pikiran. Dengan demikian dhyana yoga adalah laku mengarahkan pikiran untuk berada di seberang dualitas sehingga pikiran tenang. Tahap ketiga, pranayama, keempat disebut daranyoga, tahap kelima disebut tarkayoga, dan puncaknya adalah samadi.
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada Youtube, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
https://www.youtube.com/channel/UCB5R
Facebook: www.facebook.com/yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel
Информация по комментариям в разработке