"BIG MAN" INI GEMARNYA MAKAN RAWON SETAN - JACKSEN F THIAGO - BICARA BOLA

Описание к видео "BIG MAN" INI GEMARNYA MAKAN RAWON SETAN - JACKSEN F THIAGO - BICARA BOLA

Bicaranya lugas dan tegas. Tidak sebanding dengan usianya yang masih lima tahun dan baru duduk di Taman Kanak-Kanak.
Lingkungan keluarga telah membentuk sang anak jadi memiliki wawasan sepakbola. Dan, kalau sudah bicara sepakbola, mulut mungilnya pun "nyerocos" bak petasan.
Siapa pemain idola kamu...? Dia menjawab spontan, "Neymar..."
Dan, ketika ditanya apakah Papanya jago bermain bola ? Sambil menggelengkan kepala, dia menjawab lantang, "Tidaaaakk...!"
Hahahahaha...Ya, dialah Diego Samir, anak bontot dari legenda pemain asing Indonesia (dari Brasil-Red), Jacksen F Thiago.
Diego Samir tidak tahu apakah kelak dia akan menjadi pemain sepakbola, seperti Papanya atau Kakaknya Hugo Samir. Yang pasti, kalau jadi pemain bola, dia hanya ingin memakai jersey nomor 10. Ya, nomor pemain idolanya asal Brasil, Neymar.
Apa yang dikatakan Diego Samir mengenai Papanya tentu salah. Nama Jacksen F Thiago di jagad sepakbola Indonesia sudah menjadi legenda.
Saat menjadi pemain maupun pelatih, dia sudah merasakan nikmatnya madu juara bersama klubnya.
Dia membawa "Bajul Ijo" Persebaya juara Kompetisi Liga Indonesia tahun 1997. Bahkan, saat itu, dia juga meraih trofi top skor dengan 26 gol.
Tahun 2002 saat pensiun, dia langsung menjadi pelatih. Dia melatih Assyabaab Surabaya, Persebaya, Persita, Persiter, klub Malaysia, Persipura, dan Barito Putra.
Dia persembahkan juara untuk Persebaya tahun 2004. Yang membanggakan lagi. Tiga gelar juara dia berikan untuk Persipura tahun 2009, 2011, dan 2013.
"Persebaya dan Persipura selalu ada di hati saya," kata Jacksen.
Dengan prestasi yang dia berikan untuk Persebaya itulah, bapak empat anak ini sangat digandrungi oleh masyarakat Surabaya.
"Saya senang diterima dengan baik oleh masyarakat Surabaya. Saya juga tidak marah mereka panggil "big man". Nama yang bagus dan mudah diingat," kata Jacksen.
Surabaya sepertinya sudah menjadi rumah kedua Jacksen setelah kota kelahirannya, Rio de Janeiro, Brasil. Di Surabaya juga inilah dia menemukan jodohnya, seorang wanita keturunan Arab, yang kini menjadi ibu dari Hugo dan Diego Samir.
Di Kota Pahlawan ini, lidah Jacksen juga sudah akrab sekali. Dia sangat gemar rawon setan.
"Rawon setan...Hahahahahaha...Bagi saya yang berkulit hitam ini, rawon setan bagus untuk kulit agar tetap manis...Hahahaha," ujarnya.
Satu hal lagi yang menjadi kebiasaan Jacksen saat melatih adalah suka menggigit sedotan minuman mineral.
Menurutnya, itu sebagai pelampiasan untuk menurunkan tingkat stressnya. "Staff Klub selalu menyediakan 15 sampai 20 sedotan jika akan bertanding. Tergantung situasi. Kalau klub saya melawan tim lemah, paling hanya menggigit tiga sedotan saja. Tapi, kalau melawan klub kuat, bisa habis 15 sedotan...Hahahahaha," ujarnya.
Ada cerita menarik ketika Jacksen nyasar ke Indonesia. Saat itu, tahun 1994. Jacksen bersama enam pemain asal Brasil lainnyab
Carlos de Mello, Gomez Oliveira, Julius Cesar da Costa, Francisco, Edmilson, dan Jefferson, menurut petunjuk agennya akan bermain di Portugal.
Tetapi, dia bingung, kok dapat tiket pesawat dengan rute penerbangan P/P Rio-Sao Paolo-Zurich-Singapura-Jakarta.
Saat mendarat di Zurich, Jacksen dkk bingung mau ke mana karena tidak bertemu dengan agennya.
"Saat itu, kita berembuk, mau balik ke Brasil atau teruskan perjalanan. Akhirnya kami sepakat meneruskan perjalanan. Ternyata di dalam pesawat yang akan membawa kami ke Singapura, kami bertemu dengan agen kami. Dia hanya bilang, kita tidak jadi ke Portugal, tapi ke Jakarta," cerita Jacksen.
Sampai di Jakarta, Jacksen pun langsung ke Gresik Bersama Carlos de Mello untuk bermain bersama Petrokimia saat kompetisi hendak memasuki putaran kedua.
"Terus terang, saya terkejut dengan suasana persepakbolaan di Indonesia, Baik stadion, wasit, maupun penontonnya. Sangat terbelakang sekali," kata Jacksen yang mengenal sepakbola pada usia lima tahun dengan bermain futsal.
Di Petrokimia, dia bermain bersama Widodo C Putro, Erry Irianto, Khusaeri dll. Setelah Petrokimia, Jacksen dikontrak PSM dan bermain bersama Luciano Leandro. Habis itu dia ke Persebaya (1996-2001), kemudian kembali ke Petrokimia dan gantung sepatu tahun 2002.

Follow
Instagram Mahardika Entertainment :   / mahardika.entertainment  
Instagram Bicara Bola By Akmal :   / bicarabola.by.akmal  
Tiktok :   / bicarabola.by.akmal  
Facebook :   / bicarabola.by.akmal  
Twitter :   / akmalbicarabola  
Instagram Golazo :   / golazo.talk  
Twitter :   / golazo_talk  
Tiktok :   / golazo.talk  

For Business Inquiries, please contact: Dhydan Syefaya , email: [email protected]

Dan jangan lupa subscribe channel youtube ini.
----------------------------------------------------------------------
#JacksenFTiago
#PelatihSepakBolaIndonesia
#persipura
#borneofc
#epaliga1
#brazil
#persebaya
#hugosamir
#diegosamir

Комментарии

Информация по комментариям в разработке