Lewat Mediator Kerauhan Diketahui Sejarah Pura Dalem Tegal Penangsaran, Panjer, Denpasar, (27/6/21)

Описание к видео Lewat Mediator Kerauhan Diketahui Sejarah Pura Dalem Tegal Penangsaran, Panjer, Denpasar, (27/6/21)

Kerauhan Kebo Iwa ring Pura Tegal Penangsaran, Panjer, Dps.
Sameton Sri Karang Buncing Sesetan, Sanur, Penatih, Dps, Napak Tilas Pemargi Bhatara Kebo Iwa ring Desa Panjer, oleh mayarakat sekitar atau oleh Pengamong pura, sebelumnya tidak tahu siapa yg membangun sumur tsb yang di among oleh empat Banjar yg ada di Panjer.

Pengurus Karang Buncing Sesetan dapat info dari seseorang yg bukan warga Panjer menyebutkan bahwa sumur Tegal Penangsaran itu di bangun oleh Kebo Iwa lalu hari ini ditelusuri ttg keberadaan sumur melalui mediator Jero Dasar Wayan Sunarya ayahnda Made Dwi Novi Artawan tukang tandak guru D I Komang Wirama disaksikan oleh Pengurus ngarep soang papat Banjar yg ngamong Pura Tegal Penangsaran tsb. Nanging, Ampura sane tan nganut utawi tan naenan kerauhan sampunan komen, duduk yg manis, tonton dan BOLE ngakak selebar2nya ,, ulasan indik kerauhan ring sor ,,

Mungkinkah Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa akan menampakkan diri dalam setiap upacara keagamaan yang ada di dunia ini? Objek teologi adalah Tuhan/ Hyang Widhi, berbicara mengenai eksistensi-Nya, esensi-Nya dan aktivitas-Nya. Bagaimana jika seseorang ingin mendapatkan pelajaran kepada suatu Pura atau Dewa junjungan yang tidak kelihatan kasat mata, tentang lulus tidak, diterima tidaknya doa dan upakara, Apakah Ida Bhatara/ Tuhan akan menampakkan diri dan berkata telah lulus atau upakara diterima kemudian Tuhan sirna begitu saja?

Melalui konsep Panca Srada, yaitu 1) Hindu, percaya dengan adanya Brahman/ Tuhan, 2) Hindu, percaya dengan adanya Atman, Roh, Jiwa, Spirit. 3) Hindu, percaya dengan adanya Hukum Karma Pala (sebab akibat). 4) Hindu, percaya dengan adanya Punarbawa (kelahiran berulang). 5) Hindu, percaya dengan adanya Moksah (pelepasan).

Jangankan mengetahui keberadaan Tuhan/ Sang Pencipta Alam Semesta adalah suatu kemustahilan, mengetahui Roh leluhur saja sulitnya luar biasa. Metode kedatangan Roh umumnya dipakai untuk menanyakan suatu hal yang berhubungan dengan parahyangan (tempat suci, pura), pawongan (penduduk), palemahan (wilayah desa, kuburan). Sangat beruntung bagi orang-orang yang dipilih raganya oleh roh leluhur, roh resi, roh dewa, roh bhuta. Kerauhan tidak bisa diminta dan tidak bisa ditolak, tidak pandang status apapun mereka, baik berbadan kekar, bertatto, tua muda, laki perempuan, orang suci, intelektual, jika beliau berkehendak siapun bisa kerauhan didalam penyampaian pesan dan kesan dari alam lain/ kekuatan astral.

Kerauhan asal kata RAUH, huruf A+U=O, Rauh=ROH, Kerauhan adalah kedatangan ROH alam sekitar. Kerauhan ada 5 (lima) kelompok besar sesuai dengan Panca Yadnya yaitu;
1/ Kerauhan Dewa,
2/ Kerauhan Resi,
3/ Kerauhan Manusa,
4/ Kerauhan Pitra,
5/ Kerauhan Bhuta.

Ada beberapa kriteria untuk menentukan kerauhan apa dan siapa mereka yaitu;
A/ Dari, menyebut diri bila ditanya atau sang roh yang menyebut diri. B/ Dari, kesenangan/ permintaan sang roh. C/ Dari, bahasa akan diketahui. D/ Dari ngaluhur/ detik-detik sadar, apa tengkurep ke depan, belakang atau loncat. E/ Dari, genetik atau treh yang membangun awal pura atau desa setempat. F/ Dari, gerak tingkah laku orang kerauhan itu. G/ Dari, kerauhan dewa tidak pernah ngurek keris ke tubuhnya H/ Dari, busana yang dipakai sebagai simbol identitas sang roh, I/ Dari, pertemuan segitiga wajah kawitan, wajah nabe niskala dan Anda J/ Dari, wuku kelahiran, siapa nama dewa dan sifat dari dewanya. K/ Dari latar belakang, dari sakit menjadi sehat, dari miskin menjadi kaya L/ Dari, titik awal kerauhan dan proses jati diri dimana akan mengabdi. Selanjutnya durus piarsayang ,, moga rahayu Rahayu maka sami (27/6/2021)

Комментарии

Информация по комментариям в разработке