AWIGNYA ANGKARA - Gamelan Kalatidha

Описание к видео AWIGNYA ANGKARA - Gamelan Kalatidha

Komposisi 1 “ARUHARA” :   • ARUHARA - Gamelan Kalatidha  
Komposisi 2 “KANTAKA” :   • KANTAKA - Gamelan Kalatidha  
Komposisi 3 “AWIGNYA ANGKARA” :    • AWIGNYA ANGKARA - Gamelan Kalatidha  
Komposisi 4 “PAMUJA PUJASTAWA” :    • PAMUJA PUJASTAWA - Gamelan Kalatidha  
Komposisi 5 “PRAMANA PRAYITNA” :   • PRAMANA PRAYITNA - Gamelan Kalatidha  


Awignya Angkara merupakan komposisi ketiga dalam Pertunjukan Musik Kalatidha

Komposer: Wahyu Thoyyib Pambayun

Bagian ketiga dalam karya “Kalatidha” berjudul “Awignya Angkara”, dalam bahasa Sanskerta kata awignya berarti pandai atau berpengetahuan tinggi, sedangkan angkara berarti jahat. Jadi “Awignya Angkara” berarti orang yang pandai dan memiliki pengetahuan yang luas namun tetap bertindak jahat. Perbuatan yang dilakukan antara lain adalah berbohong, menindas dan korupsi, orang yang seperti itu biasanya mematikan fungsi hati nurani, mematikan rasa peduli dan tanggung jawab serta merendahkan martabat dirinya sendiri. Karya “Awignya Angkara” berpijak pada isi Serat Kalatidha butir ketiga, yaitu kepandaian dan kedudukan yang didapatkan akan mengakibatkan datangnya petaka jika seseorang tidak mempunyai moral yang baik. Karya ketiga ini menggambarkan seseorang yang martabat dan harga dirinya rendah serta patut untuk ditertawakan. Itulah gambaran orang yang pandai namun tetap bertindak angkara. Suasana digambarkan dengan mengambil gaya-gaya musik tradisi yang menurut pengkarya memiliki karakter komunikatif, jenaka dan ringan, namun tetap membutuhkan teknik yang kompleks. Gaya musik tradisi yang diadopsi dalam karya “Awignya Angkara” adalah gaya Banyumasan, Jawatimuran, dan Banyuwangian. Instrumen dan teknik yang digunakan mengacu pada gaya-gaya musik yang dijadikan sarana untuk mengungkapkan suasana jenaka. Untuk mewakili gaya Banyumasan digunakan cengkok dan logat vokal Banyumasan. Untuk mewakili gaya Jawatimuran digunakan pola kinthilan dan imbal khas Jawatimuran yang diterapkan dalam dua instrumen saron barung. Untuk mewakili gaya Banyuwangian digunakan pola tabuhan kempul Banyuwangian, cengkok vokal Banyuwangian dan penggunaan instrumen triangle.
Musikalitas dalam karya “Awignya Angkara” dibangun dengan menggunakan instrumen: gambang laras slendro, slenthem laras slendro, bonang barung laras slendro, saron barung laras slendro berjumlah dua buah, bonang penerus laras slendro, maracas, triangle serta vokal putra dan putri.




disajikan pada 13 April 2018
di Teater Besar ISI Surakarta

video oleh: Kholid dan Jepri
live recording dan mixing: Merwan

silahkan kunjungi saya di
Facebook:   / wthoyyib1  
Instagram:   / wahyuthoyyib  
Email: [email protected]

Комментарии

Информация по комментариям в разработке