Makna dan Simbolik Makala-Kalaan dalam Pewiwahan Umat Hindu di Bali

Описание к видео Makna dan Simbolik Makala-Kalaan dalam Pewiwahan Umat Hindu di Bali

Makna dan Simbolik Makala-Kalaan dalam Pewiwahan Umat Hindu di Bali

Pawiwahan atau perkawinan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap insan, termasuk juga umat Hindu. Pernikahan sekaligus mengakhiri masa Brahmacari Asrama dan memulai kehidupan pada tingkat Grhasta Asrama. Namun, kapan seseorang dikatakan sah berkeluarga?

Menurut Jro Mangku I Wayan Satra, di dalam UU Perkawinan No 1 Tahun 1974, sahnya suatu perkawinan adalah sesuai hukum agama masing-masing. Jadi, bagi umat Hindu, melalui proses upacara agama yang disebut 'Makala-kalaan' atau natab beten yang biasanya dipuput oleh seorang pinandita.

Upacara ini dilaksanakan di halaman rumah atau tengah natah karena merupakan titik sentral kekuatan 'Kala Bhucari' sebagai penguasa wilayah madyaning mandala perumahan.

Makala-kalaan berasal dari kata 'kala' yang berarti energi. Kala merupakan manifestasi kekuatan kama yang memiliki mutu keraksasaan atau asuri sampad, sehingga dapat memberi pengaruh kepada pasangan pengantin yang biasa disebut dalam 'sebel kandel'.

Baca Berita Lainnya :
https://baliexpress.jawapos.com

Follow
IG: @koranbaliexpress
FB: Koran Bali Express
Twitter: @baliexpressnews

#koranbaliexpress #bali #Beritaterkini #Beritaterbaru #badung #denpasar #buleleng #karangasem #bangli #klungkung #gianyar #tabanan #jembrana #jawapos

Комментарии

Информация по комментариям в разработке