• MENGAPA KITA MELAKSANAKAN BYAKAON
MENGAPA KITA MELAKSANAKAN BYAKAON
Byakaon adalah rangkaian upacara membersihkan Bhuwana Alit dan Bhuwana Agung dari pengaruh negatif oleh pengaruh alam semesta. Dalam mengantarkan byakaon seorang pemangku dan sulinggih mengucapkan mantra: “Ong Sang Bhuta Manampi Klesaya namah, Sudha wigna, sudha wari astu, Ong Sang Kala Kali iki Pabyakalane, Katur Ring Sang Kala Kali, Apan Sira Ngluwarang Kala Kacarik, Kala Lara, Kala Rogha, Kala Pepetan, Kala Pati, Kala Durbala Durbali, Makadi Kala lara Wigna ring Manusanira, Ong Sa, Ba, Ta, A,I Na, Ma, Si, Wa, Ya, Ong Ang Lepasakena lara Roga, Mala Petaka Ya Namah”. Banten Byakaon dibuat menggunakan slepan (daun kelapa yang berwarna hijau) simbolisasi kegelapan/awidya. Dalam meraih kesucian diusahakan secara bertahap dari kegelapan menuju terang. Rangkaian pebersihan dimulai dari Byakaon (kegelapan) lalu Dhurmengala (kegelapannya berkurang), kemudian Prayasita menggunakan busung (janur) simbol kesucian. Byakaon digunakan dalam segala bentuk Rituah Hindu, mulai Manusa Yajna, Pitra Yajna, Rsi Yajna, Dewa Yajna dan Bhuta Yajna. Khusus pada upacara manusa yajna , anak yang belum ketus gigi atau tanggal gigi tidak diperkenankan natab banten byakaon karena dianggap masih bersih dan masih dilindungi oleh Sang Hyang Kumara yang tidak lain adalah putra Betara Siwa. Segala pengaruh negatif yang mengganggu anak kecil yang belum tanggal gigi akan dilindungi oleh Catur Sanak dan Sang Hyang Kumara. Unsur byakaon: 1) Sidi sebagai alas untuk metanding. Dalam konteks banten Byakaon sidi digunakan sebagai alat penyaring atau pemisah antara sifat sifat negatif dan positif; 2) Taledan sebagai Alasnya; 3) Kulit Sayut dari pandan Medui; 4) Pisang, jajan, Bantal, Tape, Tebu dan Buah; 5) Tumpeng/untek 2 buah; 6) Nasi metajuh, Nasi metimpuh adalah simbol Purusa Pradana; 7) Sampat, Ngad, Sabet simbol alat pebersihan; 8) Peras Tulung Sayut; 9) Beras; 10) Benang Merah; 11) Base Tulak, base memiliki fungsi yang cukup penting, pada banten byakaon sebagai penolak bala; 12) Telur Ayam; 13) Uang Kepeng/pis bolong; 14) Lis Amu Amuan (lis Basang basang); 15) Bungkak Nyuh Gadang; 16) Sampian penyeneng yang terbuat dari Slepan; 17) Payuk Pere yang akan digunakan sebagai tempat tirta yang dibuat oleh pemangku atau Sulinggih; 18) Pesucian (tepung tawar, sisig, minyak asem, beras, minyak miik); dan 19) Canang genten. Pebersihan pada Bhuwana Agung (Pelinggih dan bangunan). Dalam prosesi upacara Panca Yajna, Banten byakaon akan menjadi upakara dengan urutan pertama dijalankan baru kemudian dilanjutkan dengan sarana upacara lainnya seperti Durmengala, prayascita dan lain-lainnya. Tahapan dalam menjalankan Banten Byakaon sebagai berikut: a) Ambil 5 unsur Pesucian kemudian percikkan pada pelinggih di bagian bawah; b) Setelah pesucian lalu dipercikkan benang merah; c) Ambil dan percikkan beras ke pelinggih bagian bawah; d) Ambil Ngad, Saber, Ambengan untuk disentuhkan di masing masing pelinggih; e) Kemudian ambil base tulak disentuhkan pada pelinggih; f) Telur sebagai sarana menyerap unsur negatif di sentuhkan pula ke masing masing pelinggih; g) Setelah semua alat pebersihan yang terdapat dalam unsur Byakaon dijalankan barulah toya bungkak gadang dan tirta byakaon dipercikkan menggunakan lis amu-amuan (lis basang basang) atau di beberapa tempat ada yang menggunakan babu slepan; h) Terakhir barulah seluruh banten Byakaon diayabkanke masing masing pelinggih. Dalam pebersihan pada manusia, tahapan menjalankan banten Byakaon agak sedikit berbeda dengan apa yang digunakan untuk di Pemerajan atau pelinggih. Ada sarana tambahan unsur api baik berupa api takep/ atau api prakpak dengan danyuh dialasi kekeb: a) Ambil 5 unsur pesucian kemudian oleskan pasa telapak tangan dan kaki yang dianalogikan sebagai sarana pebersihan; b) Basuh dengan air/ toya anyar; c) Benang merah diikatkan pada jempol kaki kanan; d) Ambil dan percikkan beras ke telapak tangan dan kaki; e) Ambil Ngad, Saber, ambengan untuk disapukan pada telapak tangan dan kaki; f) Kemudian ambil base tulak disentuhkan pada bagian telapak tangan dan kaki; g) Telur sebagai sarana menyerap unsur negatif disentuhkan pada telapak tangan dan kaki; h) Ambil uang kepeng untuk mengerik kuku tangan dan kaki lalu telapak tangan dibalikkan dan letakkan uang kepeng di punggung telapak tangan setealah itu baru uang kepeng dijatuhkan ke api takep atau api yang ditempati kekeb nasi; i) Setelah semua alat pebersihan yang terdapat dalam unsur Byakaon dijalankan barulah toya bungkak gading dan tirta byakaon dipercikkan menggunakan lis amu-amuan (lis basang basang).
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada Youtube, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
https://www.youtube.com/channel/UCB5R
Facebook: www.facebook.com/yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel
Website: https://www.yudhatriguna.com
Информация по комментариям в разработке