BERAS SINGKONG: Warisan Nenek Moyang Untuk Indonesia | 1000 HARI PANDEMI SERIES

Di Kota Cimahi, Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Leuwigajah, ada kampung adat bernama Cireundeu yang hingga saat ini mengkonsumsi olahan singkong sebagai pangan pokoknya. Namanya rasi, kependekan dari beras singkong. Sejarah mencatat, rasi adalah bentuk penolakan penjajahan pada saat itu.

Terlepas penolakan penjajahan, apa yang dilakukan masyarakat Cireundeu adalah kesuksesan dalam pengelolaan pangan. Pangan yang tak terpengaruh meskipun pandemi melanda. Di saat w ilayah lain tetap menggantungkan pasokan pangan dari luar, masyarakat adat Cireundeu justru kelebihan pasokan. Bahkan negara juga tergantung dengan negara lain, yang bisa dibuktikan dengan adanya impor pangan pokok. Jika ini disebut dengan kesuksesan, maka pasokan pangan Cireundeu juga sukses dalam mempertahankan pangan lokal. Pangan lokal yang kini mulai ditinggalkan karena dianggap kampungan, ketinggalan zaman, atau tidak modern.

Tapi ini bukan untuk memperdebatkan jenis makanan, namun bagaimana kita harus belajar pengelolaan yang dilakukan masyarakat adat Cireundeu. Pengelolaan wilayah, sosial, alam, hingga masyarakat. Menjaga alam, menjaga lingkungan, menerapkan aturan yang disepakati, adalah menjaga masa depan. Masa depan yang diteruskan dari warisan leluhur adat Cireundeu.