Pantangan dan larangan memasuki Pura Pucak Bukit sinunggal

Описание к видео Pantangan dan larangan memasuki Pura Pucak Bukit sinunggal

Pura ini merupakan salah satu Pura Dang Kahyangan yang ada di Bali Utara, Pura ini terletak di Desa Tajun, Kubutambahan.
Menurut sejarahnya yang dalam buku "Pura Bukit Tunggal Dalam Prasasti" disusun Ketut Ginarsa, Balai Penelitian Bahasa, Singaraja, 1979, sebelum _tahun 914 Masehi pura ini menjadi milik raja yang dipuja masyarakat Bali Utara pada zaman itu_.

Secara administratif Pura bukit sununggal terletak di desa tajun, kecamatan kubu tambahan, kebupaten buleleng. Seperti namanya,
Pura ini dulunya bernama hyang bukit tunggal namun masyarakat biasa menyebutkan dengan pura bulit sinunggal.
Sebelumnya mandala pura ini cukup sempit dengan pelinggih pelinggih yang sederhana, setelah diadakan beberapa pemugaran kini pura tampak indah dan asri.

Pura bukit sinunggal terletak di sebuah bukit, dengan ketinggan kurang lebih 600 m diatas permukaan laut. Untuk sampai di utama mandala pura, kita harus menaiki 113 anak tangga sepanjang kurang 300 meter. Menurut penuturan Pemangku Pura, para pemedek yang ingin tangkil ke pura ini harus terlebih dahulu membersihkan diri
@ di Beji Pura Air Tabar, kemudian
@ke Pura Dasar Bhuwana, tempat melinggih-nya Batara Siwa Budha ,
Dan dibawah pura ini , ada jga pura goa raja , tempat berstananya Hyang Naga Gombang ,
@ Setelah dari sana , barulah ke Pura Bukit Sinunggal.

Jika urutan ini dilanggar , atau hanya langsung nuju pura bukit sinunggal , maka sering tujuan kita ke pura ini tidak tercapai

Sebelum sampai di utama mandala, di areal paling bawah, terdapat sebuah candi bentar dengan dua buah apit lawang di kanan kirinya_. Di pelataran ini terdapat sebuah pelinggih yang disebut dengan pelinggih empulawang*, sebagai stana _*Ida bhatara Ratu Bagus Manik Ulap .

Sebelum menuju pura utama, hendaknya kita terlebih dahulu menghaturkan sembah di pelinggih ini.
Secara sekala, pelinggih ini merupakan penjaga, sebelum memasuki areal tersuci pura.

Dari areal ini kita dapat menaiki beberapa buah anak tangga yang akan mengantarakan kita menuju utama mandala. Di tengah perjanan, berdiri _sebuah pelinggih yang disebut dengan pelinggih lebuh_. Fungsi pelinggih ini adalah pengayatan ke _bhatara segara_.


Dengan luas sekitar dua puluh are, pelataran utama mandala pura bukit sinunggal dihiasi beberapa buah pelinggih, termasuk pelinggih utama pura.Berada di utama mandala, pandangan kita akan langsung tertuju pada sebuah meru tumpang tujuh , yang dikelilingi tembok penyengker.
Meru ini merupakan pelinggih pokok pura, stana dari _ida ratu pucak sinunggal atau bhatara lingsir_, yang bergelar Ida Ratu Manik Astagina , sekaligus merupakan penguasa delapan penjuru mata angin.
Adanya tembok penyengker yang mengelilingi meru bukannya tanpa alasan. Jelas ini menunjukkan bahwa tidak semua sembarang orang boleh memasuki areal meru, kesucian hati dan fikiran merupakan syarat mutlak untuk memuja beliau disini.

Di sebelah meru, berdiri sebuah padma yang merupakan lingga stana *Ida Hyang Pasupati*.

Tepat di depan padma, berdiri sebuah phon beringin besar dengan pelinggih yang ada dibawahnya sebagai stana ratu ayu mas melanting

Di sebelah pohon beringin, berdiri sebuah pelinggih sebagai pengayatan *ratu gede dalem ped*, dan pelinggih ratu ngurah tangkeb langit serta ratu wayan tebeng .
Di sisi kanan meru berdiri beberapa pelinggih sebagai pengayatan sapta dewata yaitu pura lempuyang, besakih, batur, batukaru, andakasa, pucak mangu, dan beratan.
Di mandala ini terdapat _sebuah arca yang merupakan pengayatan ke segara majapahit_.
Jeroan pura juga dilengkapi oleh beberapa bangunan pelengkap seperti gedong penyimpenan, bale gong, pesamuan dan bale dana punia.
piodalannya jatuh pada purnamaning kapat, atau saat bulan Oktober.
Pada piodalan itu Ida Batara nyejer selama 7 hari. Saat piodalan ribuan pemedek tangkil dari berbagai daerah.
Pura bukit sinunggal merupakan pura dengan masyarakat pangempon yang cukup besar. Pangempon pura ini berasal dari 11 desa, yang ada di kecamatan kubu tambahan, diantaranya adalah dari desa tajun, tunjung, depa, bayad, sembiran, pacung, bangkah, tamblang, tangkid, mangening, dan kelampuak. Di desa tajun sendiri pangempon pura berjumlah hampir 1500 kepala keluarga.
Pangempon pura, merupakan penyangga utama pura, baik itu dari upakara dan upacara yang dilaksanakan rutin. Pemugaran pura yang dilaksanakan tahun 1990, merupakan swadaya dari masyarakat pangempon yang menghaturkan dana punia.
Pura bukit sinunggal merupakan salah satu pura yang sangat sakral. Menurut penuturan mangku pura, bila akan terjadi bencana besar dari meru akan memancar sinar merah terang dan beberapa kali telah terbukti.
Tak heran jika banyak pemedek yang sengaja datang dari jauh untuk dapat tangkil di pura ini. Banyak Pemedek yang datang ke pura ini bermula dari mimpi mimpi.
Pura bukit sinunggal merupakan salah satu pura yang sangat baik untuk melakukan meditasi, vibrasi suci yang mengalir kuat memancarkan kedamaian di setiap raga yang berada di parahyangan ini.

🙏🙏🙏

Комментарии

Информация по комментариям в разработке