https://darulkautsar.wordpress.com/
Riwayat Hidup Imam at-Tirmizi
Maulana Asri Yusoff
Kota Bharu
2 Nov 2013
Artikel - SEJARAH HIDUP IMAM HADITH – IMAM AT-TIRMIZI
https://onlinehadits.wordpress.com/20...
Imam at-Tirmizi merupakan seorang tokoh ahli hadith dan penghimpun hadith yang terkenal. Karyanya yang masyhur iaitu Kitab Al-Jami’ (Jami’ At-Tirmizi) adalah salah satu “Kutubus Sittah” (Enam Kitab Pokok Bidang Hadith) dan ensiklopedia hadith terkenal.
Imam al-Hafiz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmizi lahir pada 279 H di kota Tirmiz.
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBARAANNYA
Datuk kepada Abu ‘Isa at-Tirmizi berketurunan Mirwaz, kemudian pindah ke Tirmiz dan menetap di sana. Di kota inilah cucunya bernama Abu ‘Isa dilahirkan. Sejak kecil Abu ‘Isa sudah berminat mempelajari ilmu dan mencari hadith. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri: Hijaz, Iraq, Khurasan dan lain-lain. Dalam pengembaraannya itu beliau banyak mengunjungi ulama’-ulama’ besar dan guru-guru hadith untuk mendengar hadith yang kemudiannya dihafal dan dicatatnya dengan baik di perjalanan atau ketika tiba di suatu tempat.
Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi dan bertukar fikiran serta mengarang, di akhir kehidupannya belaiu mendapat musibah menjadi buta, dan beberapa tahun lamanya beliau hidup dalam kegelapan; dalam keadaan seperti inilah akhirnya at-Tirmidzi meninggal dunia. Beliau wafat di Tirmiz pada malam Isnin 13 Rajab tahun 279 H dalam usia 70 tahun.
GURU-GURUNYA
Beliau belajar dan meriwayatkan hadith dari ulama’-ulama’ terkenal. Antaranya adalah Imam al-Bukhari, dimana belaiu belajar hadith dan ilmu fiqh. Juga beliau belajar dengan Imam Muslim dan Abu Daud. Bahkan at-Tirmizi juga belajar hadith dengan sebahagian dari guru kepada guru-gurunya.
Guru lainnya ialah Qutaibah, Ishaq bin Musa, Mahmud bin Gailan. Said bin ‘Abdur Rahman, Muhammad bin Basysyar, ‘Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni’, Muhammad bin al-Musanna dan lain-lain.
MURID-MURIDNYA
Hadith-hadith dan ilmu-ilmunya dipelajari dan diriwayatkan oleh banyak ulama’. Antaranya ialah Makhul ibnul-Fadl, Muhammad bin Mahmud ‘Anbar, Hammad bin Syakir, ‘Ai-bd bin Muhammad an-Nasfiyyun, al-Haisam bin Kulaib asy-Syasyi, Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, Abul-‘Abbas Muhammad bin Mahbud al-Mahbubi, yang meriwayatkan kitab Al-Jami’ daripadanya, dan lain-lain.
KEKUATAN HAFALANNYA
Abu ‘Isa at-Tirmizi diakui oleh para ulama’ kepakarannya dalam hadith, kesalehan dan ketaqwaannya. Ia terkenal juga sebagai seorang yang dapat dipercayai, amanah dan sangat teliti. Salah satu bukti kekuatan dan cepat hafalannya ialah kisah berikut yang dikemukakan oleh al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Tahzib at-Tahzib-nya, dari Ahmad bin ‘Abdullah bin Abu Daud, yang berkata:
Saya mendengar Abu ‘Isa at-Tirmizi berkata: Pada suatu waktu dalam perjalanan menuju Makkah, dan ketika itu saya telah menulis dua jilid berisi hadith-hadith yang berasal dari seorang guru. Guru tersebut kebetulan berjumpa dengan kami. Lalu saya bertanya-tanya mengenai dia, mereka menjawab bahawa dialah orang yang ku maksudkan itu. Kemudian saya menemuinya. Saya mengira bahawa “dua jilid kitab” itu ada padaku. Ternyata yang aku bawa bukanlah dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang mirip dengannya. Ketika saya telah bertemu dengan dia, saya memohon kepadanya untuk mendengar hadith, dan ia mengabulkan permohonan itu. Kemudian ia membacakan hadith yang dihafalnya. Di celah-celah pembacaan itu ia mencuri pandang dan melihat bahawa kertas yang ku pegang masih putih bersih tanpa ada tulisan sesuatu apa pun. Demi melihat kenyataan ini, ia berkata: “Tidakkah engkau malu kepadaku?”. Lalu aku bercerita dan menjelaskan kepadanya bahawa apa yang ia bacakan itu telah ku hafal semuanya. “Cuba bacakan!”, suruhnya. Lalu aku pun membacakan seluruhnya dengan lancar. Ia bertanya lagi: “Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang kepadaku?” . “Tidak”, jawabku. Kemudian saya meminta lagi agar dia meriwayatkan hadith yang lain. Ia pun kemudian membacakan empat puluh buah hadith yang tergolong hadith-hadith yang sulit atau gharib, lalu berkata: “Cuba ulangi apa yang ku bacakan tadi”. Lalu aku membacakannya dari pertama sampai selesai; dan ia berkomentar: “Aku belum pernah melihat orang seperti engkau”.
PANDANGAN PARA PENGKRITIK HADITH TERHADAPNYA
Para ulama’ besar telah memuji dan menyanjungnya, dan mengakui akan kemuliaan dan keilmuannya. Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban, pengkrtitik hadith, menggolongkan at-Tirmizi ke dalam kelompok “Tsiqah” atau orang-orang yang dapat dipercayai dan kukuh hafalannya, dan berkata:
“at-Tirmizi adalah salah seorang ulama’ yang mengumpulkan hadith, menyusun kitab, menghafal hadith dan bermuzakarah (berdiskusi) dengan para ulama’ ”.
(SAMBUNGAN ARTIKEL DALAM RUANGAN KOMEN YOUTUBE)
Информация по комментариям в разработке